Sarasehan Nilai-Nilai Pendidikan Khas Jogja Di Pondok Pesantren
YOGYAKARTA, SADAP99.ID
Sosialisasi Pendidikan Khas Yogyakarta untuk pondok pesantren kerjasama Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (DIKPORA) Daerah Istimewa Yogyakarta, Dewan Pendidikan DIY dan Yayasan Kiwari (Pondok Pesantren Ma’rifatullah), bertempat di Aula DIKPORA DIY, jalan Cendana, Yogyakarta, Kamis, (22/5/2024).
Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut adalah Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd (Ketua Dewan Pendidikan DIY), perwakilan Kepala Dinas DIKPORA DIY dan Moderator Dr. Haryadi Baskoro MA, M. Hum (Forum Ketahanan dan Pembangunan Nasional), serta Suharmanto, STJ (Pembina Yayasan Kiwari).
Perwakilan Kepala DIKPORA DIY menekankan pentingnya moderasi beragama dalam ruang publik, sementara fanatisme beragama berlaku hanya untuk internal. Beliau juga menyoroti beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pendidikan, seperti fokus pada pelaksanaan, sikap mendidik, ramah tamah, tanggung jawab, kepedulian terhadap lingkungan, serta memahami asal-usul dan tujuan hidup.
Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan DIY, Prof. Dr. Sutrisna Wibawa, M.Pd, menyatakan bahwa pendidikan khas Yogyakarta perlu dipadukan dan diterapkan di pondok pesantren, begitu pula sebaliknya. Prof.Sutrisna menyebutkan enam unsur pendidikan khas Yogyakarta, yaitu Kraton Ngayogyakarta, Kadipaten Pakualaman, Muhammadiyah, pondok pesantren, Taman Siswa, dan pendidikan modern/Barat yang di terapkan oleh lembaga Pendidikan Katolik dan Kristen di Indonesia.
Nilai-nilai pesantren diyakini dapat berkontribusi pada pendidikan khas Yogyakarta, yang berorientasi pada pembangunan adab dan kemanusiaan.
Prof. Sutrisna juga menekankan filosofi “sedikit tapi berkah” dalam budaya Yogyakarta, yang mendorong untuk mensyukuri apa yang diamanahkan agar menjadi manfaat bagi banyak orang.
Integrasi Pendidikan khas Yogyakarta dan pondok pesantren diharapkan dapat memperkaya khazanah pendidikan di wilayah tersebut.
Acara sosialisasi ini menjadi langkah penting dalam upaya memadukan nilai-nilai pendidikan khas Yogyakarta dengan sistem pendidikan pondok pesantren.
Kolaborasi Dewan Pendidikan., DIKPORA DIY dan Yayasan Kiwari (pondok pesantren Ma’rifatullah) diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan di Yogyakarta dan sekitarnya.
Prof.Dr.Sutrisna Wibawa, M.Pd, kepada media mengatakan, tujuan kegiatan sosialisasi ini bagaimana pendidikan khas Kejogjaan ini dapat di terapkan di Pondok Pesantren., kedua, kami menginginkan nilai-nilai Pondok pesantren bisa teridentifikasi dan bisa kita gali untuk memperkaya konsep Pendidikan Khas Jogja, karena Ponpes adalah salah satu dari sumber nilai pendidikan khas kejogjaan.
Saat ditanya tentang konsep Pendidikan nasional dari awal kemerdekaan sampai saat ini, Ketua Dewan Pendidikan DIY ini menuturkan konsep pendidikan Indonesia sering berubah-ubah, setiap pergantian pemerintahan atau kementerian pendidikan konsepnya selalu berubah, sehingga tidak ada keberlanjutannya, dan menurut saya ini harus diperbaiki, pungkasnya.
Acara tersebut di hadiri 80 peserta lebih dari berbagai kalangan diantaranya Dikpora DIY, Dewan Pendidikan DIY, Kepala Dinas Pendidikan Kab./Kota se DIY., Peradi, Ikatan Wartawan Online Indonesia., perwakilan Pondok Pesantren se DIY, Sabilul Falah Yabun Gunung Kidul., DPW MUKI (Majelis Umat Kristiani Indonesia) DIY., FKKI, perwakilan Kawal Indonesia., dan dari Magelang Perhimpunan Cahaya Semesta Jaya (CSj)., Bank Syariah Indonesia Cab Kota., serta Tokoh masyarakat, Akademisi dan Rohaniawan dari Asosiasi Pendeta Indonesia (API) DIY.
(Ome)