Beranda » Banjir di Wonoasri Perlu Penanganan Serius dari Pemerintah Daerah

Banjir di Wonoasri Perlu Penanganan Serius dari Pemerintah Daerah

PSX_20241129_185844
Bagikan Berita

JEMBER – SADAP99.ID

Hujan deras yang cukup ekstrem pada Kamis malam (28/11/2024) di wilayah Desa Curahnongko dan beberapa wilayah lainnya di Jember mengakibatkan lebih dari 100 kepala keluarga (KK) di Desa Wonoasri terdampak banjir. Air yang masuk ke pemukiman warga mencapai ketinggian 65-70 cm pada Jumat pagi.

Menurut Sekretaris Desa Wonoasri Kecamatan Tempurejo, Jember, Suharyono, S.H., meluapnya air bercampur lumpur hingga masuk ke pemukiman warga berasal dari sungai Curahnongko. Kondisi ini membuat masyarakat di Desa Wonoasri bagian selatan menjadi panik dan bingung, serta cemas jika hujan tidak segera reda, maka ketinggian air bisa semakin meningkat.

“Untuk melakukan berbagai antisipasi, pemerintah desa bersama muspika melakukan upaya-upaya pencegahan dengan berbagai cara, baik dengan melakukan evakuasi warga maupun menyelamatkan ternak masyarakat,” ungkap Suharyono.

Suharyono menjelaskan bahwa Desa Wonoasri memang langganan banjir, dengan kondisi yang lebih parah terjadi pada tahun 2020 dan 2021. Namun, setelah dilakukan berbagai antisipasi dengan perbaikan saluran air dan pembenahan fisik, baru pada tahun 2024 ini banjir kembali terjadi meskipun tidak separah tahun 2021.

Untuk melakukan penanganan, tim dari Muspika bersama tiga pilar, termasuk perangkat desa, BPBD, Dinas Sosial, serta instansi terkait lainnya ikut serta membantu melakukan tindakan cepat mengevakuasi warga, khususnya warga lanjut usia, serta menyelamatkan ternak warga.

Pada Jumat pagi, Suharyono juga menyampaikan bahwa Dinas Sosial Jember telah mulai membuat dapur umum di Balai Desa Wonoasri. “Hari ini Dinas Sosial Jember sudah mulai membuat dapur umum di Balai Desa Wonoasri,” pungkasnya.

Salah seorang warga setempat yang enggan disebutkan namanya mengatakan, “Hujan deras terjadi pada pukul 19.00 (7 malam) dan air semakin besar hingga masuk ke pemukiman warga pada Jumat pagi, sehingga membuat warga setempat menjadi panik dan bingung.”

Pewarta: suyanto