Penyelesaian Banjir di Surabaya Jadi Prioritas Pemkot 2025

SURABAYA, SADAP99.ID
Upaya Penanganan Banjir
Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus berupaya menyelesaikan permasalahan banjir di Kota Pahlawan. Pada tahun 2024, pemkot telah melakukan sejumlah penanganan banjir secara bertahap, mulai dari melebarkan kapasitas saluran, crossing saluran, menambah unit rumah pompa, pembangunan bozem, hingga normalisasi sungai.
Anggaran dan Rencana 2025
Di awal tahun 2025, pemkot kembali melakukan upaya penyelesaian banjir di Surabaya. Penyelesaian banjir menjadi salah satu program prioritas dan telah dimasukkan ke dalam penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2025 sekitar Rp1,4 triliun. Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menyampaikan bahwa akan ada anggaran tambahan yang sedang disiapkan oleh pemkot dan saat ini masih dalam tahap pembahasan di DPRD. Salah satunya adalah anggaran prioritas untuk penanganan banjir tahun 2025.
Belanja Wajib dan Transparansi
Wali Kota Eri menyebutkan bahwa setelah anggaran disetujui, belanja wajib yang menjadi prioritas pemkot di 2025 akan disampaikan. Tujuannya adalah agar masyarakat tahu proyek atau program apa saja yang menjadi prioritas utama pemkot di tahun ini. Belanja wajib tersebut di antaranya mencakup Bantuan Operasional Pendidikan Daerah (BOPDA), pembayaran BPJS, gaji pegawai, pembayaran listrik, hingga penyelesaian stunting.
Paparan Anggaran oleh Kepala Dinas
Cak Eri menerangkan bahwa tidak hanya dirinya, masing-masing kepala dinas nantinya juga akan menyampaikan paparan anggarannya masing-masing. Salah satunya adalah Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya.
Penanganan Banjir oleh DSDABM
DSDABM akan menyampaikan penanganan banjir di Surabaya yang mencakup 180 titik. Lokasi-lokasi tersebut akan disebutkan secara terbuka, misalnya 1-5 titik dalam satu catchment area dan 6-20 titik dalam catchment area lainnya. Penanganan akan dilakukan secara menyeluruh, tidak separuh-separuh. DSDABM juga akan menyampaikan bahwa dari 180 titik, 100 titik sudah bebas banjir, sementara 80 titik lainnya masih mengalami banjir karena belum dikerjakan.
Pentingnya Transparansi dan Skala Prioritas
Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya, Cak Eri, menegaskan bahwa hal ini perlu disampaikan kepada masyarakat agar tahu secara rinci titik mana saja dan seperti apa penanganan banjir di Kota Pahlawan. Penyelesaian banjir di Surabaya dilakukan secara bertahap menyesuaikan titik prioritas dan anggaran yang disiapkan.
Contoh Penanganan Banjir
Cak Eri memberikan contoh bahwa box culvert di titik tertentu yang sudah dikerjakan tidak lagi banjir, seperti di Dukuh Kupang dan Pakal Madya. Namun, di tempat lain yang belum dikerjakan, banjir masih terjadi. Pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya memiliki skala prioritas agar anggaran untuk penyelesaian banjir dapat teratasi secara maksimal.
Penanganan Banjir di Perkampungan
Penanganan banjir di perkampungan juga harus memiliki skala prioritas. Jika suatu kampung belum memiliki U-Ditch dan terjadi banjir, maka kampung tersebut akan dikerjakan terlebih dahulu oleh pemkot. “Yang tidak banjir tidak akan dikerjakan, jadi bertahap di tahun berikutnya,” pungkasnya.
(*)