Diduga Tidak Sesuai Spesifikasi, Kadis Kelautan dan Perikanan Prov Jatim Bungkam

SURABAYA – SADAP99.ID
Proyek Pembangunan Pelabuhan Perikanan Watu Ulo tahap pertama, yang berlokasi di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember, Jawa Timur, dimulai sejak 26 Juni 2024. Proyek ini menyerap anggaran sebesar Rp39.966.023.287 dari APBD Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2024. Satuan Kerja Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, dengan Kepala Dinas Isa Ansori, bertanggung jawab atas pelaksanaan proyek ini.
Proyek ini dikerjakan oleh PT. Palu Gada Mitra Perkasa dengan nilai kontrak sebesar Rp33,9 miliar. Sementara itu, CV. Arya Duta Engineering bertindak sebagai konsultan perencana, dan PT. Manggalakarya Bangun Sarana serta CV. Jaya Konsultan bertugas sebagai konsultan pengawas. Masa pengerjaan proyek ini adalah 165 hari kalender, terhitung sejak 26 Juni 2024, dengan nomor kontrak pekerjaan 000.3.3/1799/SPK-TGKP/120.3/2024.
Namun, kondisi fisik pembangunan yang menggunakan dana rakyat puluhan miliar rupiah ini dinilai memprihatinkan. Sabeni, seorang warga setempat berusia 38 tahun, mengungkapkan kepada SADAP pada Senin, 17 Maret 2025, bahwa kondisi pekerjaan saat ini hampir rusak.
“Banyak batu yang dipasang telah mengalami penurunan dan tidak lagi berada di posisi semula,” ujarnya.
Terpisah, Ir. Haryanto B, SH, MSi, saat dimintai komentar terkait hal tersebut pada 17 Maret, menjelaskan bahwa salah satu penyebabnya adalah tidak terpenuhinya spesifikasi teknis dalam pelaksanaan pekerjaan breakwater.
Menurut Haryanto, standar bobot dan diameter batu yang digunakan dalam pembangunan breakwater harus sesuai dengan ketentuan SNI.
“Untuk pembangunan breakwater pelabuhan perikanan di Jawa Timur, ukuran dan berat batu yang digunakan dapat bervariasi tergantung pada kondisi laut, kedalaman air, dan desain breakwater,” jelasnya.

Berikut adalah contoh ukuran dan berat batu yang seharusnya digunakan:
- Batu ukuran 1-2 ton: Digunakan untuk lapisan pelindung breakwater, bertujuan melindungi struktur dari gelombang dan arus laut.
- Batu ukuran 2-5 ton: Digunakan untuk lapisan inti breakwater, memberikan kekuatan dan stabilitas pada struktur.
- Batu ukuran 5-10 ton: Digunakan untuk lapisan fondasi breakwater, memberikan kekuatan dan stabilitas dasar struktur.
Haryanto menekankan bahwa ukuran dan berat batu harus disesuaikan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan desain. “Perlu dilakukan analisis dan perencanaan lebih lanjut untuk menentukan ukuran dan berat batu yang tepat,” tambahnya.
Sementara itu, di lokasi proyek terlihat bahwa bobot dan diameter batu yang terpasang jauh di bawah ketentuan SNI, seperti diungkapkan oleh beberapa narasumber yang diwawancarai media.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Jawa Timur, Isa Ansori, dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp oleh awak media pada 17 Maret. Namun, ia meminta konfirmasi langsung ke Kabid Perikanan Tangkap. Sayangnya, Alan Wahyu Putra, SSTP, MM, Kabid Perikanan Tangkap, memilih untuk bungkam.
Pewarta: Zein