Teh Celup dan Bahayanya bagi Tubuh Manusia

Sidoarjo – sadap99.id
Menyambut momen Lebaran Idul Fitri yang akan dirayakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, penting untuk memperhatikan makanan dan minuman yang dikonsumsi. Salah satu minuman favorit masyarakat Indonesia adalah teh.
Baru-baru ini, Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan atau Ecological Observation and Wetlands Conservation (ECOTON) menemukan kandungan mikroplastik dalam teh celup. Peneliti Mikroplastik ECOTON, Rafika Aprilianti, menyatakan bahwa timnya telah melakukan penelitian terhadap kandungan mikroplastik dalam air seduhan teh celup. Penelitian ini menguji lima merek teh celup yang paling banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia.
“Kelima merek tersebut adalah Teh Celup Sosro, Teh Poci, Sari Murni, Sariwangi, dan Tong Tji,” ujarnya.
Setiap merek diseduh dengan 200 ml air. Penelitian dilakukan dengan dua metode, menyesuaikan kebiasaan masyarakat dalam menyeduh teh:
- Perlakuan pertama: Teh celup dimasukkan selama proses pemanasan air hingga suhu 95°C.
- Perlakuan kedua: Teh celup dimasukkan setelah air dipanaskan hingga 95°C, lalu diaduk selama 5 menit.
Hasilnya menunjukkan bahwa ketika teh celup dimasukkan selama pemanasan air hingga 95°C:
- Teh Sosro mengandung 1.093 partikel mikroplastik (fiber).
- Teh Poci mengandung 1.077 partikel mikroplastik (fiber).
- Sari Murni mengandung 1.059 partikel mikroplastik (fiber).
- Sariwangi mengandung 1.013 partikel mikroplastik (fiber).
- Tong Tji mengandung 1.009 partikel mikroplastik (fiber).
Rafika menjelaskan bahwa kantong teh celup dapat melepaskan mikroplastik ke dalam seduhan karena terpapar panas. Komposisi plastik pada kantong teh memengaruhi ketahanannya terhadap faktor eksternal seperti suhu tinggi, sinar UV, dan gesekan, yang mempercepat pembentukan mikroplastik.
“Mikroplastik adalah partikel asing bagi tubuh. Jika terakumulasi, dapat menyebabkan inflamasi, gangguan hormon, bahkan kanker. Partikel ini dapat diserap melalui saluran pencernaan, masuk ke aliran darah, dan menyebar ke organ-organ vital seperti hati, ginjal, jantung, hingga otak,” paparnya.
Karena sifatnya yang sulit terurai, mikroplastik dapat menumpuk dalam tubuh (bioakumulasi) dan memicu dampak jangka panjang seperti peradangan kronis, stres oksidatif, kerusakan sel, serta peningkatan risiko penyakit serius.
Solusi untuk Mengurangi Paparan Mikroplastik
Untuk meminimalkan risiko, disarankan:
- Menggunakan teh daun asli tanpa kantong plastik.
- Menyeduh dengan saringan stainless steel, teko keramik, atau french press.
“Dulu, teh diseduh secara alami menggunakan daun teh langsung dalam teko atau cangkir, tanpa kantong plastik. Cara ini lebih sehat dan ramah lingkungan,” tambah Rafika.
Temuan Lain tentang Konsumsi Mikroplastik
Berdasarkan jurnal Environmental Science & Technology (2024), masyarakat Indonesia diperkirakan mengonsumsi 15 gram mikroplastik per kapita per bulan (setara dengan 3 kartu ATM). Selain dari kemasan plastik sekali pakai, kantong teh celup juga berkontribusi terhadap paparan ini.
Tanggapan Ahli
Pengamat sosial, Dr. Sulistyo, menanggapi temuan ini pada Kamis (27/3):
“Pemerintah harus segera menindaklanjuti hasil penelitian ini untuk melindungi masyarakat dari ancaman makanan dan minuman berbahaya. Jika masyarakat terpapar penyakit akibat mikroplastik, ini menjadi kegagalan pemerintah dalam menjalankan fungsi perlindungan kesehatan.”
(Zein)