Peneliti UGM Kembangkan AI untuk Skrining TBC

Yogyakarta – Sadap99.Id
Indonesia merupakan negara dengan beban kasus tuberkulosis (TBC) tertinggi kedua di dunia. Penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan serius, dengan angka kematian mencapai 125 ribu kasus pada tahun 2024.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendukung penelitian yang diinisiasi oleh peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta untuk mengembangkan perangkat lunak Computer-Aided Detection (CAD) berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI). Perangkat ini dikembangkan dalam program pengendalian dan penanggulangan TBC.
“*Teknologi AI dapat digunakan dalam *active case finding* (ACF) karena hasilnya lebih cepat dan konsisten. Selain itu, AI cocok untuk program skrining massal dengan biaya efektif,*” tutur dr. Tiffany Tiara Pakasi, MA, Ketua Tim Kerja Tuberkulosis Kemenkes RI, dalam pertemuan koordinasi daring pada Senin (14/4/2025).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan penggunaan CAD untuk membantu membaca hasil rontgen, terutama di daerah terpencil dengan fasilitas kesehatan terbatas dan minim tenaga medis.
Sementara itu, dr. Antonia Morita I. Sektiawan, Ph.D., Principal Investigator Proyek Koneksi X-ray AI TB, menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan mengembangkan CAD berbasis AI untuk skrining TBC di daerah terpencil yang ramah gender dan inklusif bagi penyandang disabilitas.
“Saat ini, sudah ada empat negara yang mengembangkan CAD, yaitu Belanda, India, Korea Selatan, dan Jepang. Sementara Indonesia, sebagai negara dengan beban TBC tertinggi kedua di dunia, belum memiliki CAD sendiri,” ujarnya.
Proyek ini merupakan satu dari 18 proyek yang didanai program KONEKSI, sebuah inisiatif Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia. Jana Herz, Team Leader program KONEKSI, menyatakan bahwa ke-18 proyek tersebut terpilih dari 632 proposal yang mendaftar.
Informasi ini diperoleh dari Biro Humas Pusat Kedokteran Tropis Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
(Ome)