Edukasi Sejarah Sleman melalui Pameran Arsip
SLEMAN – SADAP99.ID
Dalam rangka memperingati Hari Kearsipan ke-54 yang jatuh setiap 18 Mei 2025, sekaligus menyambut Hari Jadi ke-109 Kabupaten Sleman, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Perpusarsip) Kabupaten Sleman menggelar pameran arsip dan foto sejarah di Lapangan Pemda Sleman, pada Jumat (16/5/2025). Kegiatan ini menjadi sarana edukatif bagi masyarakat untuk memahami sejarah pembangunan dan perkembangan Kabupaten Sleman dari masa ke masa.
Koleksi Arsip yang Ditampilkan
Pameran ini menghadirkan 24 koleksi foto dan arsip sejarah, yang mencakup periode:
- Masa sebelum kemerdekaan
- Era awal kemerdekaan
- Masa Orde Baru
Salah satu koleksi tertua yang dipamerkan berasal dari tahun 1930-an, yaitu dokumentasi bekas pabrik gula di Beran. Selain itu, terdapat arsip yang merekam pembangunan Selokan Mataram serta aktivitas sosial masyarakat Sleman zaman dahulu.
Tujuan Pameran Arsip
Kepala Bidang Pengembangan Sistem dan Pelayanan Dinas Perpusarsip Sleman, Yuni Prasetyo Budi Ilmawan, menjelaskan bahwa pameran ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah lokal kepada masyarakat.
“Harapannya, masyarakat bisa memahami proses pembangunan Sleman dari waktu ke waktu. Jika pembangunan ke depan berbasis sejarah, maka akan lebih mengena bagi masyarakat,” ujarnya.
Selain arsip fisik, Dinas Perpusarsip Sleman telah menyediakan pameran virtual yang dapat diakses kapan saja melalui laman perpusarsip.slemankab.go.id, sehingga masyarakat dapat melihat koleksi digital arsip dari mana saja.
Kesempatan bagi Masyarakat
Prasetyo menambahkan bahwa pihaknya membuka kesempatan bagi masyarakat yang memiliki dokumentasi sejarah untuk menyumbangkan atau menitipkan arsip agar disimpan secara aman dan profesional.
“Kami menyediakan lemari tahan api untuk penyimpanan serta layanan digitalisasi agar dokumentasi sejarah lebih awet dan dapat diakses generasi mendatang,” tutur Prasetyo.
Rencana Pengelolaan Arsip ke Depan
Dinas Perpusarsip Sleman berencana menyelenggarakan pameran arsip secara rutin, termasuk melakukan pelatihan dan penataan arsip hingga ke tingkat kalurahan. Ini merupakan bagian dari target lima tahun ke depan guna mewujudkan pengelolaan arsip yang tertib, terawat, dan mudah diakses.
“Selama ini kami masih menemui kendala dalam pengelolaan arsip. Maka dalam lima tahun ke depan, sistem pengarsipan Sleman akan lebih tertib dan profesional,” pungkas Prasetyo.
Apresiasi dari Masyarakat
Diah (54), warga Mlati, mengapresiasi penyelenggaraan pameran ini, karena menurutnya dapat menjadi sarana edukasi bagi warga Sleman mengenai sejarah daerahnya.
“Saya baru mengetahui bahwa Sleman pernah memproduksi kain tenun. Selama ini saya kira tenun identik dengan Nusa Tenggara, ternyata Sleman juga pernah memproduksi, jadi tidak hanya batik,” tuturnya.
Dengan adanya pameran arsip ini, diharapkan kesadaran akan pentingnya sejarah dan dokumentasi semakin meningkat, serta masyarakat dapat memahami akar budaya dan pembangunan daerahnya dengan lebih baik.
Pewarta: Ome
