Kondisi Kolam Pembibitan di UPT BPAT PBI Perikanan Kalisat Jember Cukup Memprihatinkan

JEMBER, SADAP99.ID
Meskipun Kabupaten Jember dikenal memiliki potensi besar dalam sektor perikanan budidaya, terutama di wilayah pedesaan dengan akses air yang memadai dan kondisi lingkungan yang mendukung, beberapa kolam di UPT BPAT PBI Perikanan justru dalam keadaan rusak dan memerlukan perbaikan.
Hal tersebut disampaikan oleh Penanggung Jawab Pembibitan UPT BPAT PBI Perikanan Kalisat Jember, Prayudi, S.Pi., saat ditemui Media Sadap99.ID pada Rabu (9/7/25) pagi. Menurutnya, kondisi kolam saat ini cukup memprihatinkan dengan tingkat kerusakan mencapai 75%.
“Kami sangat prihatin melihat kondisi kolam yang banyak rusak, sekitar 75%. Perbaikan sangat diperlukan, sayangnya hal ini belum terealisasi karena keterbatasan anggaran,” ujar Prayudi.
Ia berharap, “Paling tidak pada tahun depan (2026), kolam yang rusak sudah bisa diperbaiki. Dengan begitu, target PAD yang harus kami penuhi setiap tahun—sekitar Rp180 juta—bisa terpenuhi. Tahun 2025 ini, realisasinya baru mencapai 40%,” pungkasnya.
Sementara itu, Angga, salah satu Koordinator Pembibitan di UPT BPAT PBI Perikanan Kalisat Jember, menjelaskan bahwa untuk sementara, kebocoran kolam ditangani secara manual dengan menutup lubang menggunakan lumpur.
“Kami berupaya mengatasi kebocoran agar tidak mengganggu produksi pembibitan ikan. Bersama rekan-rekan, kami menutup lubang secara intensif dengan lumpur sehingga proses pembibitan tetap berjalan normal,” ungkap Angga.
Meski cuaca cukup ekstrem dengan suhu dingin yang tinggi, Angga menegaskan bahwa hal tersebut tidak memengaruhi kondisi ikan. Beberapa jenis ikan, seperti gurami, nila, dan tombro, tetap dalam keadaan sehat.
Prayudi berharap, dengan pengelolaan yang baik dan dukungan teknologi, ikan lele, gurami, dan nila dapat menjadi pilar utama ketahanan pangan berbasis potensi lokal serta memperkuat perekonomian masyarakat Kabupaten Jember.
Pewarta: Suyanto