Pemdes Watualang Bekerja Sama Dengan Puskesmas Ngawi Kota Dalam Penyuluhan Penyakit TBC
NGAWI, SADAP99.ID
Pemerintah Desa Watualang melaksanakan Kegiatan Sosialisasi Edukasi Bahaya Penyakit TBC bekerja sama dengan Puskesmas Ngawi kota, Kamis (30/05/2024).
sebanyak 50 orang dari kader posyandu menghadiri kegiatan tersebut,Kegiatan penanganan TBC ini merupakan salah satu kegiatan Prioritas Dana Desa di Tahun 2024.
Tak hanya Sosialisasi dan edukasi, nantinya akan ada kunjungan Tim yang telah di bentuk oleh Pemerintah Desa bersama Dokter Puskesmas watualang, yang akan turun melakukan Screening dan penanggulangan Masyarakat yang terdampak penyakit TBC.
Oleh sebab itu melalui Sosialisasi yang di laksanakan ini, dengan harapan peserta yang hadir dapat menyampaikan informasi tersebut ke masing keluarga, tetangga dan masyarakat lainya.
Kepala desa watualang, Anton Ponijan dalam sambutanya mengatakan, kegiatan sosialisasi ini penting dilakukan mengingat TBC adalah salah satu jenis penyakit yang berbahaya dan tergolong penyakit menular,dan sekarang Indonesia menempati urutan ke 2 se Dunia.
“Faktor resiko yang masih tinggi itu, pada umumnya di latarbelakangi minimnya pengetahuan masyarakat tentang seluk beluk penyakit TBC. Sebagian besar mereka belum bisa membedakan antara penyakit TBC dan bukan. Ironinya, masyarakat sering menyamakan semua jenis penyakit batuk,” ujarnya.
Ketidaktahuan masyarakat terhadap TBC ini juga melahirkan sikap yang keliru. Salah satu contoh, jika mereka terserang batuk, mereka tidak berinisiatif memeriksakan diri ke petugas kesehatan, sampai akhirnya, kondisi penyakitnya semakin parah. Contoh yang lain adalah perilaku kurang perhatian terhadap faktor-faktor penyebab yang dapat menimbulkan penyakit mematikan itu.
Bertolak dari kondisi itulah, Desa watualang bekerjasama dengan Puskesmas ngawi kota menempatkan kegiatan sosialisasi TBC sebagai salah satu bagian penting dalam upaya penanggulangan penyakit TBC.
Di sisi lain, Dalam penjelasan narasumber dari puskesmas ngawi kota, Rina Hayati Dewi, meminta masyarakat agar mengenali seluk beluk penyakit TBC.
Pengenalan penyakit merupakan langkah awal untuk dapat membuat tindakan yang tepat dalam mengantisiapsi berkembangnya penyakit TBC.
Lebih lanjut lagi beliau menjelaskan tentang TBC sebagai jenis penyakit yang sangat mudah menular. “Penyakit ini disebabkan kuman atau baksil mycobacterium tuberculosis. “Proses penularanya melalui udara,” jelasnya.
“Jika ada penderita TBC yang berbicara, meludah, batuk atau bersin, maka kuman TBC yang berada di dalam paru-paru akan ikut keluar dalam percikan dahak melalui udara. Dan bila percikan kuman itu dihirup orang lain, kemungkinan bisa tertular,” paparnya lebih lanjut.
Rina hayati dewi juga menjelaskan secara gamblang bahwa tidak semua batuk adalah TBC. Ada tanda-tanda penyakit TBC yang perlu diwaspadai, antara lain batuk berdahak 3 minggu atau lebih, dahak yang keluar kemungkinan bercampur darah, serta nafas terasa sesak dan dada tersa nyeri.
Selain itu, penderita mengalami demam lebih dari sebulan, berkeringat di malam hari walaupun tidak melakukan aktivitas apapun, selera makan berkurang, dan berat badan menurun.
Guna mengantisipasi berkembangnya penularan penyakit TBC ini, ada beberapa tindakan yang mesti dilakukan, diantaranya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat seperti tidak merokok, tidak meminum minuman yang berakohol, serta menjemur tikar dan kasur secara teratur.
Ventilasi udara di rumah sebaiknya juga cukup dengan membuka jendela dan korden. Selain itu, perlu meningkatkan kebersihan lingkungan dan sanitasi.
(Ar/adv)