Adu Narasi, Rebut Simpati Pemilih Jadikan Pemimpin Daerah
LUMAJANG, SADAP99.ID
Usai pendaftaran pasangan calon (Paslon) Pilkada Kabupaten Lumajang 2024, suasana sosial media semakin memanas dengan adu narasi yang dilancarkan oleh masing-masing para pendukung pasangan calon, Kritik dan saling serang melalui ide dan gagasan menjadi pemandangan umum yang mewarnai kampanye di media sosial.
Menanggapi fenomena ini, Misdiyanto (Advokat) menilai bahwa perang narasi selama masa kampanye pilkada Lumajang 2024 ini merupakan hal yang wajar.
Menurutnya, setiap pasangan calon butuh untuk menyampaikan visi dan misi mereka dengan cara yang kreatif dan inovatif, terutama untuk memajukan Daerah Kabupaten Lumajang.
“Kalau menurutku, perang narasi itu wajar-wajar saja selama masa kampanye. Setiap paslon memang perlu melakukan itu, terutama dilakukan dalam rangka menyampaikan visi-misinya yang bertujan untuk memajukan Lumajang,” ujar Misdiyanto, yang juga Pengacara (PERARI).
“Misdiyanto, mengingatkan bahwa perang narasi bisa menjadi berbahaya jika berubah menjadi kampanye hitam (black campaign) atau penggunaan berita bohong (hoaks) demi menarik simpati pemilih.
“Dalam demokrasi, narasi seharusnya dikembangkan melalui pemikiran, gagasan, dan ide-ide perubahan. Selama masing-masing berkampanye dengan prinsip-prinsip demokrasi. Tidak masalah, tujuannya biar masyarakat Lumajang akan lebih memahami arti Demokrasi yang sebenarnya, lepas dari intimidasi hak pemilih, artinya dipaksa memilih salah satu pasangan calon. melainkan bebas milih sesuai kehendak hati dan siapa calon yang akan ditentukan untuk di pilih, dimana calon yang dianggap paling baik dan layak untuk menjadi pemimpin Lumajang kedepannya.
“Menurut Misdiyanto, memang narasi di sosial media akan sangat berpengaruh untuk menarik simpati masyarakat, terutama mengingat waktu kampanye yang cukup singkat, dan ia menilai, masyarakat lebih mudah untuk terpikat dengan inovasi yang disuguhkan dengan pasangan calon.
“Masyarakat akan lebih gampang dan mudah terpikat dengan inovasi. Calon yang bisa mempertahankan apa yang sudah ada dan menawarkan pembaharuan dalam mengurus Lumajang akan lebih menarik simpati warga,” kata Misdiyanto.
Pewarta: Bkt/red