Beranda » Gladen Jemparingan Condongcatur Jelang Peringatan Hari Jadi Condongcatur

Gladen Jemparingan Condongcatur Jelang Peringatan Hari Jadi Condongcatur

PSX_20241209_124453
Bagikan Berita

SLEMAN – SADAP99.ID

Pemerintah Kelurahan Condongcatur menggelar Gladen Alit Jemparingan untuk memperingati Hari Jadi Condongcatur yang ke-78. Kegiatan ini berlangsung di rintisan Desa Wisata Green Kayen Condongcatur, Kapanewon Depok, Sleman, pada Minggu (8/12/2024).

Gladen Jemparingan rutin menjadi acara wajib setiap peringatan Hari Jadi Kalurahan Condongcatur. Pada tahun 2024, kegiatan ini dilaksanakan sebagai Gladen Alit (kecil) dan diikuti oleh 90 peserta dari komunitas dan paguyuban Jemparingan yang ada di Sleman, Bantul, Kulonprogo, dan Kota Yogyakarta.

Lurah Condongcatur, Reno Candra Sangaji, S.IP., M.IP., mengapresiasi panitia dan peserta yang berperan aktif dalam Gladen Alit ini. Ia menyatakan bahwa acara ini adalah bentuk nyata pelestarian budaya seni jemparingan, sekaligus dukungan bagi UMKM untuk memajukan Desa Wisata Green Kayen.

Penanggung jawab penyelenggara kegiatan, Al Thouvik Sofi Salam, A.Md., yang juga Kamituwa Condongcatur, menjelaskan bahwa acara ini bertujuan untuk menjaga tradisi jemparingan sebagai salah satu warisan budaya Jawa. Ia berharap kegiatan ini menjadi daya tarik wisata yang memperkenalkan potensi lokal dari Condongcatur.

“Tahun sebelumnya kita juga menyelenggarakan Gladen Ageng (besar) yang diikuti 300 sampai 600 peserta, bertempat di lapangan. Kali ini, karena menyesuaikan tempat di pelataran Pendopo Green Kayen, hanya dilaksanakan Gladen Alit (kecil) dengan peserta 90 orang dari berbagai paguyuban jemparingan,” tuturnya.

Al Thouvik menambahkan bahwa kegiatan ini juga diramaikan dengan senam ibu-ibu dengan kostum daster dan kehadiran pelaku UMKM yang membuka stand di area Desa Wisata Green Kayen. Suasana semakin semarak dengan adanya live musik keroncong. Event tahunan ini menjadi salah satu wujud komitmen Kelurahan Condongcatur dalam melestarikan budaya sekaligus mendukung perkembangan ekonomi lokal.

Ketua Panitia Gladen Alit Jemparingan Condongcatur, Magitagita, yang juga Ketua JCC (Jemparingan Condongcatur), mengatakan bahwa peserta terbagi dalam kategori putera dan puteri. Ada 72 peserta putera dan 18 peserta puteri, dengan target sasaran berjarak 30 meter.

Magitagita menjelaskan bahwa jemparingan mempunyai makna dalam Bahasa Jawa, “Pamenthanging Gendewa Pamanthenging Cipta”, yang artinya memanah tidak hanya olahraga, tapi juga seni mengolah rasa. Cara memanah dalam jemparingan adalah dengan menarik tali atau kendeng dengan tiga ruas jari hingga sampai ke mulut, kemudian dibidikkan ke target wong-wongan atau bandul. “Perlu banyak ketenangan dan konsentrasi yang tinggi,” ungkapnya.

Jemparingan Condongcatur berdiri sejak 26 November 2017. Pemerintah Kalurahan Condongcatur mendukung penuh dan mengalokasikan anggaran agar jemparingan Condongcatur tetap eksis. Saat ini jumlah anggota JCC ada 20 orang yang aktif, mereka melakukan latihan rutin tiap Senin malam jam 20.00 WIB di halaman Kalurahan Condongcatur. “Harapan kami, olahraga jemparingan semakin diminati masyarakat sebagai wahana olahraga dan ajang silaturahmi warga masyarakat,” pungkasnya.

Peserta menyelesaikan 20 rambahan hingga pukul 14.00 siang dalam Gladen Alit ini, yang menghasilkan juara 1, 2, dan 3 dari kategori putra dan putri berdasarkan perolehan poin tertinggi. Hadiah kepada pemenang diserahkan langsung oleh Lurah Condongcatur. Untuk kategori titis putera, juara pertama diraih Sudarmarto dari PJM Minomartani Sleman dengan poin 23, kedua Sumarno dari Bantul dengan poin 15, dan ketiga Rio dari Jatra Sleman. Sementara kategori titis puteri, juara pertama diraih Khusnul dari PJKM Klaten dengan poin 12, kedua Diani dari Brotodiningrat Jogja dengan poin 12, dan ketiga Uzi dari Melati Langit Sleman dengan poin 8.

Paguyuban yang turut berpartisipasi dalam Gladen Alit Jemparingan Condongcatur memperingati Hari Jadi Kalurahan Condongcatur ke-78 yaitu Keraton Ngayogyakarta, Magesti, Jatra, Danurwindo, Sambisena, Bodronoyo, Kanjeng, Prambanan, Gendewo P, Jaluwasi Atma, Marto, Satriyo Djowitan, Ageng Sedayu, Wisanggeni, Melati Langit, Parikesit, Broto Diningrat, Warastra Merapi, Area 89, Ken Sinau Kulonprogo, Banyu Mas, Bantul, Manunggal Jati, Tirto Kembaran, Loh Jinawi, Jogja, Hantu Maut, dan JCC.

Pewarta: Ome