Kabik Amaz Jasikha, Gagas Gerakan Perempuan Berbasis Budaya Yogya-Kalimantan Tengah
Yogyakarta – Sadap99.ID
Kabik Amaz Jasikha, pemudi asli Murung Raya, Kalimantan Tengah, menggagas gerakan pemberdayaan perempuan berbasis poros budaya Yogyakarta dan Kalimantan Tengah.
Ia terinspirasi oleh pengalaman studinya di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dan aktivitas sosial politiknya di Murung Raya.
Kabik menjelaskan bahwa Yogyakarta dan Kalimantan Tengah memiliki semangat kebudayaan dan kepahlawanan yang kuat, seperti tokoh pahlawan nasional Tjilik Riwut dari Kalimantan Tengah.
Dalam rangka merintis gerakan perempuan, Kabik telah menjalin sinergi dengan peneliti perempuan Dr. Basilica Dyah Putranti dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan UGM Yogyakarta.
Dr. Basilica menyambut baik ajakan Kabik untuk bersama-sama menggerakkan pemberdayaan perempuan di Yogyakarta, Kalimantan Tengah, dan Indonesia. Kabik didampingi oleh anggota DPRD Provinsi Kalimantan Tengah Yetro M. Yoseph, pakar Keistimewaan Yogya Dr. Haryadi Baskoro, dan Tim HP Managemen Pulung Wahyu Pinto SH.
Kabik juga bertemu dengan Prof. Dr. Gabriel Lele dari FISIPOL UGM untuk belajar lebih banyak tentang pembangunan daerah. Dari diskusi tersebut, Kabik merasa perlu mendorong pemimpin perempuan muda untuk lebih proaktif berkontribusi dalam pembangunan.
Gagasan “poros budaya” Yogyakarta-Kalimantan Tengah muncul setelah Kabik banyak bersinergi dengan Dr. Haryadi Baskoro, peneliti dan penulis buku tentang Keistimewaan Yogyakarta. Mereka sedang menulis buku tentang kebudayaan Yogyakarta dan Kalimantan Tengah.
Dalam upayanya, Kabik juga menjalin sinergi dengan elemen-elemen sosial-budaya di Yogyakarta, seperti jejaring entrepreneur DIY, aktivis FOKASI, dan Gerakan Cinta Batik Mahakarya Indonesia (GCBMI). Kabik juga mendukung acara-acara lintas agama, seperti bedah buku “Mahasiswa Kristen Pemimpin Masa Depan Indonesia”.
Pewarta : Ome
